Kandang kambing ramah disabilitas dan sepeda listrik: Inklusi disabilitas mendorong inovasi hijau

Orang dengan disabilitas perlu dilibatkan dalam aksi iklim serta mendapatkan kesempatan ekonomi dalam pembangunan ekonomi hijau, demikian salah satu pesan utama dari sebuah sesi diskusi dalam Temu Inklusi, forum nasional tentang inklusi disabilitas di Indonesia.

Panel bertajuk “Aksi Iklim Inklusif dan Kewirausahaan Hijau bagi Penyandang Disabilitas” ini diselenggarakan oleh SIGAB Indonesia, sebuah organisasi penyandang disabilitas, bekerja sama dengan KINETIK.

Diskusi panel tersebut menyoroti pentingnya merancang program inovasi hijau yang inklusif sejak tahap perencanaan dan perancangan, termasuk memastikan tempat kegiatan dapat diakses oleh semua orang. 

Pendekatan seperti ini memperluas akses dan peluang bagi penyandang disabilitas serta memastikan mereka menjadi bagian dari percakapan tentang bagaimana solusi hijau dapat diintegrasikan ke dalam model bisnis yang sudah ada.

Program Officer SIGAB, Ninik Heca, menjadi salah satu moderator dalam sesi diskusi tersebut.

Salah satu pembicara, Marini, seorang tokoh masyarakat dari Kelompok Tani Ngudi Makmur di Gunungkidul, Yogyakarta, menceritakan bagaimana kelompoknya melibatkan penyandang disabilitas dan lansia dalam usaha peternakan kambing dengan membangun kandang yang ramah akses.

Melalui proyek TERKAM (Ternak Kambing Terpadu), kambing dipelihara di kandang, sementara kotorannya diolah menjadi pupuk organik.  

Marini menjelaskan bahwa setiap keputusan desain, mulai dari tata letak kandang hingga peralatan yang digunakan, dibuat dengan mempertimbangkan aspek aksesibilitas.

Hal ini menunjukkan komitmen kelompok mereka untuk menanamkan prinsip inklusi sejak tahap awal program.

Salah satu anggota kelompok tani yang menggunakan kursi roda kini berperan dalam proses pengemasan pupuk, sehingga dapat berpartisipasi penuh dalam seluruh siklus produksi. 

Marini, seorang tokoh masyarakat dari Kelompok Tani Ngudi Makmur, menceritakan bagaimana kelompoknya melibatkan penyandang disabilitas dan lansia dalam usaha peternakan kambing dengan membangun kandang yang mudah diakses.

TERKAM ini telah menghasilkan lebih dari 2.5 ton kompos dan 700 liter pupuk cair, yang telah didistribusikan ke lebih dari 128 rumah tangga. 

Inisiatif ini memungkinkan penyandang disabilitas, petani lansia, dan perempuan untuk menanam sayuran di rumah masing-masing.

“Mungkin terlihat sederhana, tetapi hal ini benar-benar mengubah cara kami bertahan di musim kemarau,” ujar Marini. 

Salah satu pembicara lain, Triyono, adalah pendiri dan CEO Difabike, layanan transportasi berbasis di Yogyakarta yang dirancang untuk penyandang disabilitas.

Banyak pelanggannya dulunya bisa bergerak bebas, hingga suatu saat terkena stroke atau cedera yang mengubah hidup mereka. Difabike memberi mereka kembali rasa mandiri.

Perusahaan ini juga mempekerjakan pengemudi dengan disabilitas dan menyediakan kendaraan yang dimodifikasi — lengkap dengan ramp, pintu lebar, dan sidecar untuk menampung kursi roda.

Pendiri Difabike, Triyono, berpose bersama salah satu kendaraan hasil modifikasi yang dirancang khusus untuk penyandang disabilitas.Foto: JEFRI TARIGAN

Dalam sesi diskusi, Triyono menjelaskan bahwa Difabike kini mulai beralih dari kendaraan berbahan bakar bensin ke motor listrik yang dirancang untuk penyandang disabilitas. 

“Kami mulai mengonversi motor-motor kami menjadi listrik,” ujar Triyono. “Selain lebih senyap dan ramah lingkungan, perawatannya juga jauh lebih murah.” 

Namun, Triyono menekankan perlunya dukungan yang lebih luas agar Difabike dapat terus berkembang.

“Kami ingin ini menjadi sebuah gerakan, bukan sekadar bisnis,” tegasnya.. 

Diyanto menjelaskan bahwa New Energy Nexus sedang meluncurkan program inkubasi bisnis bagi penyandang disabilitas dan merekrut mentor yang memahami prinsip inklusi disabilitas.

Diyanto menjelaskan bahwa New Energy Nexus sedang meluncurkan program inkubasi bisnis bagi penyandang disabilitas dan merekrut mentor yang memahami prinsip inklusi disabilitas. 

“Kami masih terus belajar, tetapi tujuan kami adalah menjadi organisasi yang benar-benar transformatif terhadap isu disabilitas,” ujarnya kepada panel.

Koordinator GEDSI KINETIK, Anggiasari Pujiarti, berdiskusi dengan Direktur New Energy Nexus Indonesia, Diyanto Imam

Diyanto menjelaskan bahwa New Energy Nexus membantu penyandang disabilitas untuk mengidentifikasi permasalahan iklim di tingkat lokal, kemudian bekerja sama dengan mereka untuk mengembangkan solusi yang dapat diperluas ke wilayah lain.

"Solusi lokal untuk tantangan lokal,” ujarnya

Diskusi panel ini dimoderatori oleh Ninik Heca, petugas program SIGAB, dan Anggiasari Pujiarti, Koordinator GEDSI KINETIK.

Diskusi ditutup dengan pesan kuat dari Anggiasari.

“Memulai percakapan tentang inklusi dalam dunia usaha berarti membuka jalan untuk melibatkan lebih banyak pihak, memperluas peluang, dan memperkuat ekosistem bisnis bagi komunitas, termasuk penyandang disabilitas dan perempuan,” katanya.

“Ini juga berarti menyediakan lebih banyak informasi, akses, dan ruang terbuka untuk memunculkan ide-ide, mengatasi tantangan, serta berkontribusi dalam membangun lingkungan kewirausahaan yang lebih inklusif, berkelanjutan, dan hijau.”