Di desa kecil Laindeha di Sumba Timur, Mama Konga tersenyum lebar saat ia mengisi daya ponselnya menggunakan PowerWell, sebuah perangkat bertenaga surya yang menghadirkan listrik bersih ke rumah-rumah yang belum terjangkau jaringan listrik.
Banyak desa di Sumba, pulau di bagian timur Indonesia, masih belum memiliki akses listrik yang andal, terutama di wilayah pedalaman yang terpencil.
Sebelum PowerWell hadir di Laindeha pada tahun 2021, warga harus mengisi daya ponsel mereka dengan menyambungkannya ke aki motor bekas atau menitipkannya di rumah teman yang memiliki genset berbahan bakar diesel.
Anak-anak belajar dengan cahaya redup dari lampu minyak tanah yang berasap, sementara para perempuan harus berhenti menenun begitu malam tiba.
PowerWell, yang dibuat dari limbah elektronik seperti baterai bekas dan layar televisi rusak, didistribusikan oleh Sumba Solusi Alam, sebuah wirausaha sosial energi terbarukan yang berdiri pada tahun 2019.

Sumba Solusi Alam merupakan salah satu dari 15 startup yang terpilih dalam program KINETIK NEX Entrepreneurs’ Program, yang mendukung usaha kecil dan menengah (UKM) di bidang energi bersih dan solusi iklim di seluruh Indonesia.
Program ini berfokus pada startup yang dipimpin oleh perempuan serta yang berbasis di Indonesia Timur, wilayah yang secara ekonomi masih tertinggal dibandingkan Indonesia bagian barat.
KINETIK NEX dijalankan oleh New Energy Nexus Indonesia – organisasi nirlaba yang mendukung startup energi bersih – bersama KINETIK, kemitraan Australia–Indonesia untuk iklim, energi terbarukan, dan infrastruktur.
Program ini memberikan pendampingan selama delapan minggu berupa mentoring, dukungan teknis, dan akses ke investor.
Sebanyak lima startup akan menerima bagian dari total dana hibah Rp1.6 miliar untuk mengembangkan proyek mereka.
Sumba Solusi Alam berharap melalui keikutsertaan di program ini, mereka dapat memperluas distribusi PowerWell ke lebih banyak desa di Sumba yang masih bergantung pada minyak tanah.
Setiap PowerWell terdiri dari panel surya, baterai, lampu, dan port pengisian daya ponsel. Warga dapat membeli dengan sistem cicilan selama tiga tahun, dengan pembayaran bulanan sebesar Rp60,000 (sekitar USD 4).

Jetty Alenda Maro dari Sumba Solusi Alam melatih staf untuk membuat PowerWells. Photo: YAN PITHER UMBU MAKI PAWOLUNG
“Dengan penerangan dari PowerWell, perempuan kini bisa menenun di malam hari dan menghasilkan dua kain sarung dalam tujuh hari, dibanding sebelumnya hanya satu,” ujar Jetty Alenda Maro, koordinator energi terbarukan di Sumba Solusi Alam.
“Warung-warung desa kini bisa buka hingga tengah malam, bukan hanya sampai pukul tujuh malam, sehingga pendapatan mereka meningkat.”
Ibu Jetty menambahkan, anak-anak kini dapat belajar lebih lama tanpa asap dari lampu minyak tanah, dan para ibu tak lagi harus repot menggunakan senter atau kabel seadanya saat merawat bayi di malam hari.
PowerWell juga telah dipasang di puskesmas, sehingga pasien yang melahirkan atau mengalami kecelakaan di malam hari dapat segera mendapatkan perawatan.
Program KINETIK, yang dijalankan oleh DT Global, bertujuan memperkuat kerja sama bilateral antara Australia dan Indonesia untuk mengurangi emisi dan mempercepat transisi energi berkeadilan.
Indonesia telah berkomitmen untuk mencapai net zero emission pada tahun 2060 atau lebih cepat.
Sebagai negara kepulauan yang luas, Indonesia memiliki potensi besar energi surya, angin, panas bumi, dan bioenergi yang membentang dari Sabang hingga Merauke. Namun, sekitar 80% listrik nasional masih dihasilkan dari bahan bakar fosil.

Mama Konga di depan rumahnya di Laindeha, Sumba Timur.Photo: YAN PITHER UMBU MAKI PAWOLUNG
Dengan mendukung startup tahap awal, KINETIK membantu melahirkan dan memperluas inovasi lokal yang dapat menekan emisi di sektor energi, limbah, dan transportasi.
Lima belas startup dalam program KINETIK NEX Entrepreneurs’ Program tengah mengembangkan beragam proyek, seperti jendela yang dapat mengubah sinar matahari menjadi listrik, layanan ojek motor listrik untuk penyandang disabilitas, serta pengolahan limbah kopi dan nilam menjadi pupuk organik menggunakan energi surya.
Inisiatif-inisiatif ini menciptakan lapangan kerja hijau dan peluang pasar baru yang mendukung pertumbuhan ekonomi sekaligus mempercepat transisi menuju energi bersih di Indonesia.
Direktur KINETIK, John Brownlee, mengatakan bahwa KINETIK berkomitmen mendukung solusi iklim yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat lokal.
“Ketika kami melihat perempuan seperti Mama Konga bisa mengisi daya ponsel dan menerangi rumahnya dengan energi bersih di Sumba Timur, kami diingatkan kembali mengapa program seperti KINETIK NEX sangat penting,” ujarnya.
“Melalui program ini, kami turut mendorong transisi energi yang inklusif, tidak hanya di kota besar, tetapi juga di wilayah tanpa listrik, di mana energi bersih benar-benar bisa mengubah kehidupan.”